Minggu, 03 Juni 2012

Perbandingan, Pandangan dari Sebuah Resume Cerita

Mungkin renungan yang di berikan oleh Pak Gatot ini merupakan renungan yang bagus untuk perbandingan hidup dari masa lampau ke masa sekarang http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/499423/

Setelah di baca berulang-ulang saya baru tersadar akan cerita masa lalu saat UN menjadi momok menakutkan, tetapi bukan hal itu yang akan saya ceritakan. Saya teringat akan perbedaan jauh ketika saya duduk di bangku SMP dan SMK, dan mungkin banyak dari teman SMP yang se-SMK dengan saya yang bilang begitu, sewaktu SMP saya amat sangat bodoh, males, kuper, gak percaya diri, rendah diri, pemalu, orang paling gak di sukai sama teman-teman, tapi alhamdulillahnya saya gak pernah mikirin apah kata orang, saya terus bertahan dengan segala omongan dan cacian, bahkan saya mempunyai musuh besar saat itu dan memang juga dia badannya besar, dia adalah teman yang menjerumuskan tetapi juga dia yang menjadi bom pemicu yang membuat saya bisa berubah di SMK.
Sekilas cerita, dia memang pintar di sekolah dan dia pun anak dosen, dia selalu memprovokasi teman-teman yang lain untuk menjauhi saya, saya tau saya gak bisa apah-apah, hingga sampai saatnya saya buktikan dengan mata pelajaran yang paling saya sukai yaitu "Matematika", saat itu saya berhasil mengalahkan dia dengan nilai sempurna yaitu 100, dan dia hanya dapat 95, saat itu lebih parah lagi dia menghasut yang lain agar lebih menjauhi saya, yah saya tetap enjoy menikmati kesendirian tanpa teman dan berusaha untuk terus melangkah maju, berkat dialah saya memiliki prinsip bahwa "Jangan pernah dengarkan cacian dan makian itu dari sisi negatif, tapi dengarlah itu dari sisi positif, sehingga kita terpacu untuk mengembalikan cacian itu kepada dia yang memaki", cukup sadis juga prinsip itu, tetapi itulah saya.
Setelah menginjak SMK, saya merubah pandangan hidup saya, saya bersekolah demi kedua orang tua saya dan saya tidak pernah ingin mengecewakannya walau saya sering melawan orang tua, dan itu bisa saya buktikan dengan selalu mendapatkan juara 1, tetapi menurut saya apah keuntungan saya mendapatkan juara 1 jika saya tidak memiliki Life Skill, memasuki kelas 11, dan saat itu saya magang (prakerin), dari situ saya merubah pikiran saya lagi bahwa "Sang juara bukanlah segala-galanya tapi juara sebenarnya adalah yang bertahan dalam kehidupan yang kejam ini". Mulai dari situ saya belajar life skill dengan mengasah keahlian-keahlian yang saya miliki dengan sesuai jurusan saya yaitu Multimedia, dari situ saya bisa menghasilkan banyak karya grafis yang memiliki harga jual, salah satunya proyek film yang saya kerjakan bersama tim saya mendapat juara 3 tingkat Kota di Universitas Pakuan saat itu, selain itu pula, saya bisa menghasilkan beragam desain yang alhamdulillah hasilnya dapat saya berikan kepada orang tua, selain itu juga proyek terakhir yang saya kerjakan sebelum masuk ke ITB, yaitu buku tahunan dan video tahunan, yang hasilnya belom saya ambil sekarang karena saya terlanjur berangkat ke Bandung sebelum pembagian hasil hehe.
Selama SMK saya merasakan perubahan drastis dalam diri saya, saya bisa bekerja sama lebih baik, lebih tekun dan giat karena saya berusaha dan niatkan demi kedua orang tua, dan tidak ingin keringat kedua orang tua saya menjadi sebuah hal yang sia-sia, selain juara 1 pun saya selalu mengikuti lomba kompetensi siswa atau (LKS) yaitu lomba antar SMK tingkat Kota hingga Nasional, dan alhamdulillah saya pernah mengikuti LKS Fisika tetapi saat itu saya kalah, karena faktor wanita (yah masa-masa labil lah), dan terakhir sebagai pembuktian saya, saya berhasil mendapatkan juara 2 tingkat kota Bogor pada LKS DKV (Desain Komunikasi dan Visual), yah itu sebagai dedikasi dan pembuktian bahwa saya tidak ingin di anggap remeh, dan semoga saya menuntut ilmu di ITB ini tidak menjadikan sebuah hal yang sia-sia bagi kedua orang tua saya, dan saya berusaha agar bisa menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang lain, because "Life is action to try, try, and try again", gak ada salahnya kan mencoba untuk yang lebih baik lagi :)

JANGAN PERNAH MERASA RENDAH BILA ORANG LAIN MERENDAHKANMU, ANGGAPLAH ORANG LAIN RENDAH TANPA MERENDAHKAN MEREKA, DAN JADIKANLAH MEREKA SEBAGAI CAMBUK KESUKSESANMU


CARILAH JALAN MENUJU PERUBAHAN, BUKAN JALAN YANG SAMA DAN BERULANG TANPA ADANYA PERUBAHAN YANG PASTI

Dari artikel yang saya baca dari Pak Gatot, UN bukanlah segala-galanya dan UN bukanlah akhir sebuah masa depan, dan itu hanya sebagai formalitas nilai, sedangkan di dunia yang sebenarnya nilai hanyalah tulisan bukan sebuah pembuktian, tetapi sikap dan perilaku yang baik dan disiplin adalah sebuah pembuktian yang mencirikan pribadi yang benar-benar LULUS dan SIAP untuk menjalani kehidupan, karena "Our ways are still along", jangan biarkan jalan kesuksesan kita tertutup dan terhalang karena kegagalan UN, karena kesuksesan kita bukan di tentukan karena UN !!!

Ada sebuah cerita tentang ayah teman saya,
Ayahnya teman saya hanya lulusan SD, akan tetapi sikap ayahnya itu tekun dan pekerja keras, dan mau mengambil resiko, ia tak kenal putus asa dan mudah bergaul dengan orang lain sehingga banyak channel untuk bisa berhasil, sekarang ayahnya memiliki bisnis baju dan pakaian di sebuah pasar terkenal di Kota Bogor, dari hasilnya itu teman saya beserta keluarganya hidup mapan dan nyaman, karena kerja keras dan kemauan tinggi, kesuksesan mudah di raih.

Kesimpulannya,  
JANGAN MERASA TAKUT UNTUK MENGHADAPI SEBUAH KEGAGALAN, HADAPILAH KARENA KEGAGALAN ITU MERUPAKAN PINTU UTAMA YANG HARUS DI LEWATI UNTUK MENCAPAI SEBUAH KESUKSESAN 

BERUSAHALAH TERUS WALAU HASIL BELUM TERCAPAI, TAPI PENGALAMAN DARI USAHA TERSEBUTLAH YANG AKAN MEMBUAT KITA SUKSES


Sekian dari saya, mohon maaf jika banyak kekurangan, terima kasih banyak :)
 

2 komentar:

  1. Haha, Curahan hati. yang di bilang kalah LKS fisika dikarenakan faktor wanita, itu sangat lucu :D Betapa polosnya kau nak nak.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah hidup bung :D penuh realita yang tak bisa disangka-sangka, aku masih cute kok jadi maklum masih polos ;)

      Hapus